Geser kebawah untuk membaca artikel!

Kumpulan Contoh Naskah Drama 6 Pemain (Singkat, Pendek, Padat, Lucu, dan Unik)

Advertisement

loading...
Drama yaitu subuah pementasan serta Naskah yaitu teks drama. Jadi drama bukanlah drama apabila belum atau tak dipentaskan. Drama umumnya dimainkan atau diperankan oleh pemain yang membawakan perannya semasing seperti antagonis, protagonis, serta tirtagonis.



Drama umumnya di ambil dari peristiwa yang sangatlah munkin berlangsung. Drama tak berbentuk fiksi seperti ada kemampuan ajaib seperti memanggil naga, menyemburkan api, serta yang lain sebagainya. Type drama ada 3 yakni drama tragedi, drama komedi, serta mellow drama.

Naskah dialog drama untuk 6 orang pemeran benar-benar sangat kerap dipakai serta dalam hal semacam ini mungkin saja Anda juga tengah memerlukan rekomendasi misalnya skrip drama untuk jumlah pemain 6 orang untuk Anda pakai dalam pementasan drama Anda.

Kesempatan ini saya bakal sharing suatu naskah dialog drama untuk 6 orang pemain pada sahabat pembaca yang tentu penggemar drama. Di bawah ini misal naskah drama untuk 6 orang yang diinginkan bermanfaat untuk teman dekat pembaca yang tengah membutuhkannya.

Naskah Drama 6 Orang Anak Sekolahan


Disuatu pagi hari sekitar jam 07.30. Suasana sekolah sudah mulai sepi karena semua siswa sudah masuk kelas, pintu gerbang sekolah pun hampir di tutup.

Mirza  : Pak security tunggu (sahut Mirza sambil berlari menuju pintu gerbang)

Pak security : kamu? Jam berapa ini, jam segini baru dateng

Mirza  : maaf Pak, saya kesiangan, tolong bukakan pintu nya pak, please!!!!

Tiba-tiba datang temen sekelas Mirza yaitu Radit yang pada pagi itu juga datang telat

Radit  : tunggu.....(melambaikan tangan kearah Pak security sambil berlari)

Pak security : kamu juga datang telat, ngga punya jam apa di rumah

Radit  : maaf pak, ijinin kami masuk pak, sekali ini aja, please!!!

Mirza dan Radit pun sedikit memelas agar bisa di beri ijin masuk oleh Pak security

Pak security : ya udah, masuk, tapi awas jangan di ulangi lagi, nanti saya di tegur kepala sekolah
Siap pak...(sahut mereka berdua)

Di tengah perjalanan masuk kelas yang terletak di lantai dua, mereka berdua sedikit melakukan pembicaraan, Radit sambil berjalan santai sedangkan Mirza sedikit tergesa-gesa sambil berjalan cepat, tiba-tiba Radit merencanakan sesuatu agar tidak masuk kelas jam pertama.

Radit  : santai aja kali za....buru-buru amat
Mirza  : yah, lu....udah telat masih bisa bilang santai
Radit  : memang sekarang jam berapa?
Mirza  : 07. 45 menit, mana pelajaran matematika lagi
Radit  : wah, hampir telat 1 jam nih kita
Mirza  : itu lu tau Dit...
Radit  : gw punya ide nih...gimana kalo kita bolos jam pelajaran pertama
Mirza  : ah....gila lu, ngga mau gw
Radit  : yaelah lu, kaku amat, emang lu mau kena hukuman sama Bu Lista guru matematika kita? emang lu mau juga di sorakin sama temen-temen gara-gara kita di strap di depan kelas?
Mirza  : hmmmm....iya juga sih, kaga mau lah gw
Radit  : ya udah, mendingan lu ikut gw aja ke kantin, sambil nunggu pelajaran selanjutnya ngopi-ngopi aja dulu kita....hehe
Mirza  : ok deh....gw juga belum sarapan soalnya, tapi lu yang traktir ya....
Radit  : iya deh...

Akhirnya mereka berdua pun lebih memilih untuk pergi ke kantin ketimbang harus memasuki kelas. sambil mengendap-ngendap, mereka pun berjalan menuju arah kantin. Dan ketika sudah hampir sampai di depan kantin, tiba-tiba ke pergok Bu Mariska (guru BP) di depan tangga. Kebetulan lokasi kantin bersebelahan dengan tangga menuju lantai atas.

Bu Mariska : ehmm....mau kemana kalian, ko pada bawa tas?
Radit  : eh..ibu, anu Bu, kita mau ke toilet (sambil sok akrab)
Mirza  : iya..Bu...hehe
Bu Mariska  : emang ke toilet harus bawa tas ya..? jangan bohong kalian, saya tau kalian mau bolos masuk kelas kan?
Mirza  : lu sih dit....(suara pelan sambil menyenggol badan Radit dengan bahu)
Bu Mariska  : kenapa ngga langsung masuk?
Mirza  : kami telat Bu?
Bu Mariska  : udah tau telat, terus kalian mau pada bolos pergi ke kantin gitu?
Bu Mariska  : mata pelajaran apa kamu sekarang?
Radit  : matematika Bu? Habisnya gurunya galak...
Bu Mariska  : udah tau galak, kenapa kalian bikin gara-gara?
Radit  : Kami kan telat ngga disengaja bu....cuman bangunnya aja kesiangan
Bu Mariska  : yang lain aja bisa bangun pagi, masa kalian ngg bisa?
Mirza  : bisa sih bu, cuman semalem saya ke asikan main game online jadi tidurnya larut malem
Radit  : bener bu....saya juga sama
Bu Mariska : ya udah, ibu anter kalian masuk kelas
Radit  : yah... Bu, nanti saya di hukum
Bu Mariska : ya itu sih resiko kamu.....makanya harus tau waktu, kapan waktunya belajar, kapan waktunya main game, kapan waktunya tidur...
Mirza  : iya bu...maaf

Akhirnya, mereka pun di anter oleh Bu Mariska untuk mengikuti pelajaran matematika. Setelah sampai dan berada di depan pintu kelas thok...thok...thok....(mengetuk pintu).
Masuk...(sahut Bu Lista)

Bu Mariska : Bu, ini saya memergoki anak didik ibu yang mau mencoba pergi ke kantin, mau pada bolos kelihatannya.

Bu Lista : hmm....kalian, bikin gara-gara aja
Mirza  : maaf bu...ide Radit nih
Radit  : ah..lu

Bu Mariska : ya udah Bu, saya permisi dulu ada urusan, terserah ibu mereka berdua mau di apain (sambil bercanda)

Bu Lista : ya udah Ibu ijinin kalian masuk, tapi kalian ibu hukum dulu
Mirza  : yah...Bu ( sambil memelas)
Bu Lista : push up 35 kali
Radit  : ngga kebanyakan Bu?
Bu Lista : cepetan...lakukan

Dengan sorakan dari teman-teman, akhirnya mereka pun menjalankan konsekuensi hukuman yang di berikan Bu Lista karena kesalahan yang mereka lakukan. Dan merekapun tersadar bahwa ketidakdisiplinan akan merugikan diri mereka sendiri. Akhirnya mereka berdua di perbolehkan masuk untuk mengikuti pelajaran.

Bu Lista : enak kan datang telat ? Silahkan kalian masuk
Makasih Bu....(sahut mereka berdua)
Gayu  : kaga biasanya lu za datang telat
Mirza  : kesiangan gw, gara-gara maen game sampe malem
Gayu  : lagian lu ngga tau waktu
Mirza  : iya....gue sadar

Naskah Drama 6 Orang Tentang Sosial & Persahabatan


Terdapat 6 orang bersahabat yang sudah berteman sejak sekian lama. Mereka adalah Ilham, Muklis, Zahra, Rara, Munir, dan Intan.
Berebeda dengan keempat temannya, sikap dan kepribadian Rara dan Munir kontras dengan pemikiran Ilham, Muklis, Zahra, dan Intan.
Pada suatu pertemuan, Rara dan Munir mendapat teguran dari para temannya lantaran sikapnya yang masih saja seperti anak kecil.
Ilham : Apa sih yang harus kita lakukan supaya cita-cita yang kita miliki itu nantinya benar-benar bisa terealisasi dan tidak hanya sekedar mimpi semata?
Muklis : Ya tentunya banyak sekali yang harus kamu lakukan, misalkan dari sekarang kamu harus mulai menata kehidupan dan kepribadian kamu.
Zahra : Benar apa yang dikatakan oleh Muklis. Memang banyak sekali yang harus kita persiapkan agar kedepannya apa yang kita impikan bisa terwujud.
Rara : Ah, kalian ini ada-ada saja kerjaannya. Mau ini mau itu, nyantai aja kenapa sih? lagian kalian ini kan masih mudah, masih banyak waktu.
Munir : Iya, masih muda uda pada sibuk mikirn yang jauh-jauh. Udah lah nikmatin aja masa muda kalian, ntar juga datang sendiri mimpi kalian.
Intan : Munir, Rara, kalian kok berpikiran seperti itu sih? justru karena kita masih muda makanya kita harus bisa memanfaatkan waktu yang kita miliki.
Muklis : Benar apa yang dikatakan Intan. Aku juga heran sama kalian (Rara & Munir) kerjannya sehari-hari main melulu.
Ilham : Munir, Rara, saat ini kalian memang masih muda dan segala sesuatu yang kalian butuhkan masih bisa dicukupi oleh ayah/ibu kalian, tapi kedepannya kan kalian harus bisa mencukupi kebutuhan kalian sendiri, makanya mulai sekarang kalian harus mau berpikir dan bekerja keras.
Intan : Nah, dengerin tuh apa yang dibilaingin Ilham. Kalian tidak boleh jadi anak muda yang tanpa arah, kalian harus mau berjuang mulai sekarang.
Rara : Ah, masa bodoh...
Munir : Iya, kalian ini pada jadi motivator konon.. nyantai aja kenapa sih.

Keempat teman Munir dan Rara hanya menggelengkan kepala melihat sikap Munir dan Rara yang tak ubahnya seoarang anak kecil.
Kendati Intan menyadari bahwa sangat sulit untuk bisa mengingatkan Rara dan Munir, namun dia tetap berusaha untuk menyadarkan kedua temannya tersebut.

Intan : Rara, usia kamu sekarang berapa?
Munir : Memangnya kenapa kok kamu nanya usia segala?
Rara : Usiaku sudah 17 tahun, ada apa?
Intan : Nah, kamu sendiri udah tahu kan kalau usia kamu sudah 17 tahun. Coba kamu bayangkan apa yang akan kamu lakukan dalam 5-10 tahun kedepan?
Rara : Aku nggak negerti maksud kamu, maksudnya apa?
Munir :Iya, aku juga tambah bingung sama kamu, Tan. Orang ditanya usia, terus nanya apa yang akan dilakukan dalam 5-10 tahun mendatang, ya tentu aja nggak tahu kan hidup itu ngalir aja.
Intan : Maksud aku begini, kalau usia kamu sekarang udah 17 tahun dan dalam 10 tahun kedepan usia kamu akan menjadi 27 tahun. Tahukan kamu bahwa kehidupan disaat usia kamu sudah 27 tahun itu akan berubah drastis dari apa yang kamu rasakan sekarang. Makanya selagi muda kita harus bisa bersiap diri untuk menyambut masa depan kita kelak, contoh-contohnya ya seperti apa yang disampaikan oleh Ilham, dkk.

Rara dan Munir pun akhirnya berpikir dalam usai mendengar penjelasan Intan. Semenjak itu Munir dan Rara menunjukkan perubahan sikap yang berarti.

Drama 6 Sahabat Lama


Terdapat 6 orang bersahabat yang sudah berteman sejak sekian lama. Mereka adalah Ilham, Muklis, Zahra, Rara, Munir, dan Intan.

Berebeda dengan keempat temannya, sikap dan kepribadian Rara dan Munir kontras dengan pemikiran Ilham, Muklis, Zahra, dan Intan.

Pada suatu pertemuan, Rara dan Munir mendapat teguran dari para temannya lantaran sikapnya yang masih saja seperti anak kecil.

Ilham :
Apa sih yang harus kita lakukan supaya cita-cita yang kita miliki itu nantinya benar-benar bisa terealisasi dan tidak hanya sekedar mimpi semata?

Muklis :
Ya tentunya banyak sekali yang harus kamu lakukan, misalkan dari sekarang kamu harus mulai menata kehidupan dan kepribadian kamu.

Zahra :
Benar apa yang dikatakan oleh Muklis. Memang banyak sekali yang harus kita persiapkan agar kedepannya apa yang kita impikan bisa terwujud.

Rara :
Ah, kalian ini ada-ada saja kerjaannya. Mau ini mau itu, nyantai aja kenapa sih? lagian kalian ini kan masih mudah, masih banyak waktu.

Munir :
Iya, masih muda uda pada sibuk mikirn yang jauh-jauh. Udah lah nikmatin aja masa muda kalian, ntar juga datang sendiri mimpi kalian.

Intan :
Munir, Rara, kalian kok berpikiran seperti itu sih? justru karena kita masih muda makanya kita harus bisa memanfaatkan waktu yang kita miliki.

Muklis :
Benar apa yang dikatakan Intan. Aku juga heran sama kalian (Rara & Munir) kerjannya sehari-hari main melulu.

Ilham :
Munir, Rara, saat ini kalian memang masih muda dan segala sesuatu yang kalian butuhkan masih bisa dicukupi oleh ayah/ibu kalian, tapi kedepannya kan kalian harus bisa mencukupi kebutuhan kalian sendiri, makanya mulai sekarang kalian harus mau berpikir dan bekerja keras.

Intan :
Nah, dengerin tuh apa yang dibilaingin Ilham. Kalian tidak boleh jadi anak muda yang tanpa arah, kalian harus mau berjuang mulai sekarang.

Rara :
Ah, masa bodoh...

Munir :
Iya, kalian ini pada jadi motivator konon.. nyantai aja kenapa sih.

Keempat teman Munir dan Rara hanya menggelengkan kepala melihat sikap Munir dan Rara yang tak ubahnya seoarang anak kecil.

Kendati Intan menyadari bahwa sangat sulit untuk bisa mengingatkan Rara dan Munir, namun dia tetap berusaha untuk menyadarkan kedua temannya tersebut.

Intan :
Rara, usia kamu sekarang berapa?

Munir : Memangnya kenapa kok kamu nanya usia segala?

Rara : Usiaku sudah 17 tahun, ada apa?

Intan :
Nah, kamu sendiri udah tahu kan kalau usia kamu sudah 17 tahun. Coba kamu bayangkan apa yang akan kamu lakukan dalam 5-10 tahun kedepan?

Rara :
Aku nggak negerti maksud kamu, maksudnya apa?

Munir :
Iya, aku juga tambah bingung sama kamu, Tan. Orang ditanya usia, terus nanya apa yang akan dilakukan dalam 5-10 tahun mendatang, ya tentu aja nggak tahu kan hidup itu ngalir aja.

Intan :
Maksud aku begini, kalau usia kamu sekarang udah 17 tahun dan dalam 10 tahun kedepan usia kamu akan menjadi 27 tahun. Tahukan kamu bahwa kehidupan disaat usia kamu sudah 27 tahun itu akan berubah drastis dari apa yang kamu rasakan sekarang. Makanya selagi muda kita harus bisa bersiap diri untuk menyambut masa depan kita kelak, contoh-contohnya ya seperti apa yang disampaikan oleh Ilham, dkk.

Rara dan Munir pun akhirnya berpikir dalam usai mendengar penjelasan Intan. Semenjak itu Munir dan Rara menunjukkan perubahan sikap yang berarti.

SELESAI

Drama Kesalahanku Menyelamatkanku

Disuatu musiem sejarah terdapat sebuah mutiara mewah yang harganya sangat mahal. Mutiara berbentuk persegi panjang ini menjadi daya tarik utama musiem ini. Pada sautu ketika ada 2 orang pencuri yang ingin mengambil mutiara ini. Sekarang mereka berada di musium.

Brayen : “ Dimana mutiaranya? “
Henry : “ Entahlah, disini gelap, bagaimana kalau kita mencari tombol lampunya “
Brayen : “ Pencuri tidak mencari tombol lampu. Kau menggunakan kacamata makanya disini gelap. Kita akan mencari mutiaranya. Baikah “ (Menyalakan senter )
Henry : “ Darimana Kau mendapatkan senter? “
Brayen : “ Itu informasi rahasia “
Henry : “ Jadi sekarang apa? “
Brayen : “ Aku sudah biasa mencuri. Dalam hal ini gunakan insting pencurimu. Trust me it works  “
Henry “ Baiklah “ ( Brayen menurut mata kemudian melangkah perlahan ke kanan dan tiba-tiba dihentikan oleh Henry )
Brayen : “ Hey. Insting mencurimu ke arah kiri “
Henry : “ Maaf “ ( Berjalan ke kiri )
Henry : “ Ah ini dia “ ( Mengambil muriara )
Brayen : “ Kau yakin tidak salah ambil? “ ( Mendekati Brayen )
Henry : “ Ya tentu “
Alarm berbunyi
Brayen : “ Cepat lari “ ( Berlari kemudian kabur lewat jendela )
Henry : “ Baik “ ( Kabur lewat jendela )
Brandon : “ Siapa mereka?. Mereka terlihat mencurigakan “
Shaila : “ Sepertinya mereka pencuri. Ayo kita kejar “ ( Lari )
Brandon : “ Ayo “ ( Lari )
Shaila : “ Sial. Kita kehilangan jejak mereka “
Brandon : “ Kalau bergitu ayo kita selidiki masalah ini “

Brandon dan Shaila mempersiapkan diri mereka masing-masing. Kemudian menuju tempat depan tempat kejadian karena mereka tidak bisa masuk musiem

Shaila : “ Apa Kamu menemukan petunjuk ? “
Brandon : “ Ada jejak kaki disini “
Shaila : “ Yah Kamu benar. Hm ini jejak kakiku “
Brandom : “ Maksudku yang ini “
Shaila : “ Oh. Baiklah akan Aku ukur, 27 cm “ ( Mengukur )
Brandom : “ Oke. Sekarang ayo kita tanyai saksi mata “
Shaila : “ Apakah Kamu melihat orang yang mencurigakan? “
Ijem : “ Hmm, iya “
Brandom : “ Bisa anda jelaskan bagaimana ciri-cirinya “
Ijem : “ Hmm. Yang satu bertubuh tinggi, dan satu lagi bertubuh sedang. Kalau tidak salah mereka adalah orang yang tinggal di dekat sini “
Shaila : “ Maaf, bisakah anda mengantar kami ke rumah mereka “
Ijem : “ Tentu, tapi ada ongkosnya “

Setelah bernego mengenai harga Ijem mengantar Shaila dan Brandon serumah pelaku. Mereka ber-3 bersiap menangkap sipelaku. Shaila dan Brandon saling mengangguk kemudia Brandon mendobrak pintu.

Brandon : “ Angkat tangan kalian di belakang kepala!, cepat! “
Henry : “ Baik-baik “
Brayen : “ Jangan mudah ditangkap, pencuri yang hebat sulit ditangkap “
Henry : “ Baik. Kecoa terbang! “ ( Nunjuk ) ( Semua melihat ke arah tunjukan Henry ) ( Brayen dan Henry lari )
Shaila : “ Tangkap mereka! “
Brandon : “ Siap “ ( Berlari )
Henry : “ Pakai jalan rahasia “ ( Berbalik )
Brayen : “ Ada mereka ( Ijem dan Shaila ) “
Henry : “ Kalau begitu kita terpaksa melakukan langkah terakhir sebagai pencuri “
Brayen :  “ Apa itu? “
Henry : “ Pasrah “

Henry dan Brandon dikat kemudian Ijem, Shaila, dan Brandon membawa Henry dan Brayen ke musiem yang baru saja dibuka pemiliknya belum ada pengunjung yang datang dan hanya ada sipemilik musiem disana.

Shaila : “ Mereka mencuri mutiara disini “
Pemilik musiem : “ Hm?. Yang mana? “
Shaila : “ Yang ini “ (Melempar mutiara )
Pemilik musiem : “ Hm. Ini bukan mutiara, ini hanya imitasinya saja. Mutiara yang asli ada disana “ ( Nunjuk mutiara )
Brayen : “ Jadi Kau salah mengambil? “
Henry : “ Setidaknya dengan kesalahanku hukuman kita lebih ringan “
Pemilik musiem : “ Baiklah kalian boleh pergi sekarang “
Ijem : “ Tapi mereka mencuri “
Pemilik musiem : “ Ya memang, tapi mereka hanya mengambil 1 imitas mutiaranya itu tidak ada harganya bagiku jadi tidak ada harga yang cocok dengan hukumannya “

Akhirnya Brayen dan Henry bebas dari hukuman dan mereka melanjutkan karirnya sebagai pencuri dan Shaila dan Brandon terus berusaha menangkap mereka berdua.

TAMAT

Demikian artikel saya tentang Naskah Drama Komedi 6 Orang Mudah-mudahan berguna. Maaf bila ada kekeliruan seperti typo atau yang lain sebagainya. Terimasih atas kunjungannya.

Advertisement

loading...

Artikel Terkait:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan download dan lihat video pembahasan yang lebih mudah!

search