Geser kebawah untuk membaca artikel!

Kumpulan Contoh Naskah Drama 3 Orang Singkat Terbaru

Advertisement

loading...
Naskah Drama merupakan serangkaian cerita atau peristiwa yang akan di gelar kan dengan cara pergelaran karya drama. Drama  merupakan jenis karya sastra yang menggambarkan kehidupan manusia dengan gerak. Drama menggambarkan realita kehidupan, watak, serta tingkah laku manusia melalui peran dan dialog yang dipentaskan. Kisah dan cerita dalam drama memuat konflik dan emosi yang secara khusus ditujukan untuk pementasan teater. Naskah drama dibuat sedemikian rupa sehingga nantinya dapat dipentaskan untuk dapat dinikmati oleh penonton. Drama memerlukan kualitas komunikasi, situasi dan aksi. Kualitas tersebut dapat dilihat dari bagaimana sebuah konflik atau masalah dapat disajikan secara utuh dan dalam pada sebuah pementasan drama.


Siang itu Ali tidak masuk sekolah karena sedang sakit. Setelah ditelisik lebih lanjut ternyata Ali tidak sakit, melainkan hanya pura-pura. Dika mencoba menegur Ali karena kebohongan yang dilakukannya. Yoga sebagai kakak kelas Ali dan Dika mencoba memberikan pengarahan kepada Ali.

Dika: Al, katanya kamu sakit? Bener nggak sih soalnya kamu nggak kliatan kayak lagi sakit.
Ali: Aku emang nggak sakit kok, cuma malas masuk kelas hari ini makanya aku alasan sakit.
Dika: Wah, kok bisa-bisanya sih kamu bohongin dewan guru? Terus surat ijin sakit itu kamu dapat darimana?
Ali: Aku buat sendiri. Ya, bukannya mau ngeboongin guru sih, tapi tadi pagi aku memang malas banget mau pergi skul.
Dika: Wah, kelewatan Al apa yang kamu lakuin. Masak kamu buat surat ijin boongan. Jangan lakuin lagi Al!
Ali: Mau gimana lagi orang aku malas banget, lagian juga anggak tiap hari aku bolos.
Dika: Iya, tapi itu kan tindakan tidak terpuji namanya. Kalau kamu nggak mau janji untuk tidak ngebuat surat ijin boongan lagi besok aku laporin kamu ke dewan guru.
Ali: Gila amat lo Dik. Tega amat lo mau ngelaporin temen sendiri.
Dika: Ya, makanya kamu janji jangan ngebuat surat ijin boongan lagi. Lagian lambat laun pihak guru jika akan tahu.
Yoga: Ada apa sih kok ribut-ribut?
Dika: Ini si Ali, masak dia nggak masuk sekolah terus buat surat ijin sakit boongan.
Yoga: Yang bener Al?
Ali: Iya Mas.
Yoga: Waduhh.. Nggak boleh gitu Al, kamu jangan membiasakan diri dengan berbohong.
Dika: Iya Mas, bilangin si Ali itu.
Ali: Oke deh Mas, aku usahain nggak pake surat ijin sakit boongan lagi.
Yoga: Jangan bilang diusahain. Kamu harus bener-bener promise nggak bakalan ngelakuinnya lagi.
Ali: Iya iya
Yoga: Janji ya!
Ali: Yup
Dika: Nah gitu dong Al!
Yoga: Oke, sekarang mending kalian pulang. Gunakan waktu luang kalian untuk belajar.
Ali: Ok Mas
Dika: Baik Mas, makasih.

Naskah Drama Anekdot

Lohan: Kenapa kemarin kamu tidak masuk sekolah, Al?
Alma: Aku malas!
Lohan: Malas? enak sekali jawabnya, malas?!
Rini: Iya, enak sekali kamu menjawab. Malas!
Alma: Iya, aku memang malas.
Rini: Kalu kamu suka tidak masuk sekolah karena malas, bagaimana nanti kamu bisa lulus? apalagi sebentar lagi mau UN.
Lohan: Iya, betul kata Rini itu.
Alma: Aku tidak peduli. Lulus ya syukur, kalau tidak laulus ya mau bagaimana lagi.
Lohan: Mana bisa seperti itu. Jadi pelajar itu kamu harus rajin dan giat.
Rini: Iya, ingat.. nanti kamu akan menyesal.
Alma: Begini, sebenarnya aku itu maunya bisa seperti kalian. Giat, rajin, dan pintar. Tapi, aku kan tidak bisa seperti kalian.
Lohan: Maka dari itu, kalau kamu merasa punya kelemahan, harusnya kamu berusaha untuk memperbaiki kelemahan kamu, bukannya malah malas belajar.
Rini: Iya, benar apa yang dikatakan Lohan itu.
Alma: Kalian enak ngomong, aku yang menjalaninya sulit sekali.

Rini dan Lohan berusaha terus meyakinkan dan memotivasi Alma.

Lohan: Sudahlah, tidak ada satupun manusia tanpa kelemahan. Jika kamu merasa sulit memahami apa yang disampaikan guru, maka kamu harus lebih giat lagi dalam belajar, kamu pasti bisa.
Rini: Kamu pikir aku dulu langsung paham dengan apa yang diajarkan guru? tidak, dulu aku juga sangat sulit memahami apa yang diajarkan oleh guru-guru, tapi aku terus berusaha.

Alma terus membantah.

Alma: Sudahlah, kalian tidak usah menyemangati aku. Aku tahu siapa diriku dan batas kemampuanku.
Lohan: Yang perlu kamu tahu, batas kemampuan seseorang itu bergantung pada sejauh mana kita mau berusaha. Kalau kamu tidak berusaha secara maksimal, bagaimana mungkin kamu akan mengerti sejauh mana kemampuan terbaik kamu.
Rini: Iya, Lohan itu bicara yang sesungguhnya apa yang dialamai oleh semua orang, termasuk aku, dia, dan kamu.

Alma dibuat diam oleh kedua temannya.

Alma: Aku tidak mengerti kenapa kalian peduli sekali sama aku.
Lohan: Tentu saja aku peduli, kamu kan sahabat kami.
Rini: Iya, kamu adalah salah satu dari kami, makanya kami tidak menginginkan kamu itu menyesal dikemudian hari karena mudah putus asa seperti itu.

Alma merenung dalam.

Alma: Lalu apa yang harus aku lakukan supaya aku bisa lebih termotivasi?
Lohan: Mudah, kamu ingat terus apa yang selama ini menjaci cita-cita kamu.
Alma: Maksud kamu bagaimana?
Lohan: Maksud aku, misalkan kamu ingin menjadi siswi yang memiliki prestasi, maka kamu harus tetap berusaha meraihnya dengan sekuat tenaga dan pikiran, meskipun disisi lain kamu merasa kurang pintar.
Rini: Iya, benar itu. Kemampuan seseorang itu dapat ditingkatkan dengan cara banyak belajar.
Alma: Tapi aku tidak yakin dengan kemampuanku. Aku kan bodoh, tidak seperti kalian yang mudah sekali paham.

Rini dan Lohan terus berusaha meyakinkan Alma.

Rini: Sudahlah, kan aku sudah bilang kalau semua itu perlu diusahakan.
Lohan: Benar sekali. Hari ini kamu seperti ini karena kemarin kamu tidak melakukan apa-apa. Jika esok kamu melakukan sesuatu, maka dihari lain kamu pasti bisa mendapatkan hasil yang lebih baik. Percaya saja sama aku.
Rini: Iya, kamu yang semangat ya!

Alma berpikir dalam.

lma: Ya sudah, aku akan berusaha. Terimakasih atas nasehat kalian.
Rini: Kita kan teman
Lohan: Bagi aku, kamu sangat penting, Al, makanya aku tidak ingin kamu menjadi orang yang menyesal dikemudian hari.

Naskah Drama 3 Orang

Pada suatu haris Lisa sedang menceritakan sesuatu kepada Nuri. Lisa mengatakan kepada Nuri bahawa Ilya adalah sosok sahabat yang tidak baik. Lisa menganggap Ilya sangat tidak peduli dengan sahabatnya, bahkan dia bisa bersikap seperti tidak kenal ketika dimintai pertolongan oleh temannya. Namun, Nuri tidak serta merta percaya dengan pernyataan Lisa. Nuri meyakini bahwa Lisa hanya salah paham.

Lisa : Kamu tahu tidak, ternyata Ilya itu bukanlah seorang teman yang baik.
Nuri : Memangnya kenapa? Kenapa kamu bilang kalau Ilya itu bukan seorang teman yang baik? Apa yang sudah dilakukan oleh Ilya?
Lisa : Jika Ilya itu benar-benar ssosok teman yang baik, dia tidak mungkin membiarkan aku kehujanan ditengah-tengah malam.
Nuri : Maksud kamu membiarkan kamu kehujanan ditengah-tengah malah bagaimana? Aku kurang paham maksud kamu itu?
Lisa : Begini, kemarin aku kan berkunjung ke rumah tanteku. Aku pulangnya agak malam karena cuaca kebetulan lagi gerimis terus. Kemarin itu aku juga tidak bawa motor karena pas perginya dianterin sama temenku, Erni. Waktu aku berada dijalan... untuk menunggu taksi, taksinya tidak ada yang muncul. Eh.. ternyata aku lihat Ilya sedang mengendarahi sepeda motor, entah dia darimana. Nah, ketika aku berhentikan dia, dia malah terus jalan saja.
Nuri : Yang benar saja? Jangan-jangan Ilya tidak tahu kalau kamu memanggilnya?
Lisa : Tidak tahu bagaimana? Dia itu dekat sekali waktu aku mencoba memberhentikan dia. apalagi aku juga sangat keras waktu memanggilnya.

Nuri masih tidak yakin dengan apa yang dikatakan oleh Nuri, karena menurut Nuri selama ini Ilya dianggapnya sebagai sosok teman yang sangat peduli dengan teman-temannya.

Nuri : Ya sudah, kalau begitu nanti aku akan coba menayakan masalah ini sama Ilya. Mungkin besok aku akan ketemu dia.
Lisa : Ya, silakan saja. Eh.. sebentar lagi aku ada janji sama Erni. Okay, kalau begitu aku pulang dulu ya...
Nuri : Okay. Hati-hati dijalan!

Lisa pun beranjak menghampiri motornya yang dia parkir dibawah pohon beringin.

Pada keesokan harinya Nuri pun bertemu dengan Ilya. Nuri dengan segera menanyakan kebenaran perkataan Lisa terkait sikapnya kepada Lisa.

Nuri : Ilya, aku mau nanya sama kamu.
Ilya : Mau nanya apa? Silakan, sepertinya kamu serius amat!
Nuri : Apa iya kemarin kamu main jalan saja waktu si Lisa sedang kehujanan dijalan pas malam-malam dia habis datang dari tumah tantenya?

Ilya pun sangat terkejut dengan pertanyaan Nuri, karena dia merasa tidak keluar rumah sama sekali pada waktu itu.

Ilya : Yang benar saja? Kemarin aku tidak kemana-mana. Aku dirumah saja, soalnya waktu itu aku kurang enak badan. Kalau kamu tidak percaya, kamu bisa tanya ke mamaku.

Seperti yang diyakini Nuri, bahwa Lisa salah paham dengan Ilya, karena  Ilya bukanlah sosok seperti yang dianggap Lisa.

Nuri : Tidak usah.. aku percaya sama kamu. Aku hanya ingin memastikan apakah benar apa yang dikatakan oleh Lisa, atau hanya salah paham saja.
Ilya : Memangnya Lisa yakin sekali kalau yang dilhitanya kemarin malam itu aku? Bagaimana dia bisa yakin sekali?
Nuri : Ya sudah, tak usah dipikirkan. Nanti aku ngomong sama dia kalau yang dia lihat malam itu bukanlah kamu.

Ilya pun merasa tidak nyaman dengan Lisa. Dia melarang Nuri utuk menemui Lisa untuk menjelaskan duduk permasalahan yang sebenarnya. Ilya memutuskan untuk menjelaskannya sendiri kepada Lisa.

Ilya : Nuri, kamu tidak usah menjelaskan masalah ini sama Lisa ya.. biar aku saja yang ngomong sama dia, soalnya aku merasa tidak enak sama dia.
Nuri : Ya sudah, kalau begitu kamu bisa temui dia besok ditempat kita bisa ngumpul. Kamu jelaskan ke dia bahwa yang dia lihat kemarin malam itu bukan kamu.
Ilya : Ya, tentu.

Keesokan harinya, pada sore hari Ilya pun mendatangi tempat dimana dia dan Lisa serta Nuri sering ngumpul bersama. Kebetulan pada saat itu Lisa memang sudah berada disana.

Lisa : Eh, kamu Ilya.. sendirian saja? Memangnya Nuri kemanan?
Ilya : Aku tidak tahu, mungkin dia lagi bantu-bantu ibunya dirumah. Aku mau nanya sama kamu. Apa iya kemarin kamu melihat aku di jalan....
Lisa : Kok kamu malah nanya aku? Memang benar kan, kemarin kamu bawa motor malam-malam dan waktu ku panggil kamu diam saja?
Ilya : Lisa, kamu itu salah orang. Bagaimana mungkin itu aku, soalnya aku lagi dirumah. Waktu itu aku kurang enak badan.

Lisa lantas sangat terkejut dengan penjelasan Ilya.

Lisa : Yang benar saja kamu!
Ilya : Iya benar, kalau kamu kurang yakin silakan tanya ke mamaku, adikku, atau tanya ke ayahku. Mereka pasti bilang aku memang sedang dirumah.

Lisa tediam sejenak, karena dia merasa yakin sekali bahwa yang dilihatnya kemarin adalah wajah Ilya.

Lisa : Apa iya orang lain? Ya sudah kalau itu memang bukan kamu, lalu dia itu siapa? Kenapa wajahnya sama pesis seperti kamu.
Ilya : Begini saja, warna motor itu apa? Nomor platnya berapa?
Lisa : Kalau warnanya aku ingat, motor itu warna biru. Nomor platnya aku tidak tahu karena waktu itu kan hujannya lumayan deras.
Ilya : Warna biru? Kamu kan tahu kalau aku tidak memiliki motor berwarna biru. Kamu sering datang kerumahku, satu-satunya motor dirumahku itu kan berawarna hitam.

Lisa pun mulai yakin bahwa yang dilihatnya memang bukanlah Ilya, melainkan orang lain yang memiliki kesamaan rupa dengan Ilya. Lisa akhirnya meminta maaf sama Ilya.

Lisa : Ilya, kamu benar. Kamu tidak punya motor berwarna biru. Maaf, aku sudah menyangka kamu yang tidak-tidak. Kamu mau kan memaafkan aku?
Ilya : Dengan senang hati. Sekarang aku sudah merasa enakan, karena akhirnya kamu tahu bahwa itu bukanlah aku. Bagaimana mungkin aku tega mentelantarkan kamu di jalan malam-malam hari, apalagi pada saat itu hujan deras.

Nah itu adalah kumpulan Naskah Drama yang mungkin akan dapat membantu kalian semua dalam mencari informasi dan juga lainnya untuk membuat sebuah drama. Mungkin sekian artikel yang akan dibagikan untuk kali ini semoga dapat membantu.

Advertisement

loading...

Artikel Terkait:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan download dan lihat video pembahasan yang lebih mudah!

search